Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Presiden Taiwan Mengakui Pasukan AS Telah Melatih Tentaranya

Taiwan -  Sejumlah kecil pasukan AS ditempatkan di Taiwan untuk melatih tentara di wilayah tersebut, kata pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen saat wawancara dengan CNN. Ia membenarkan kabar soal kehadiran pasukan AS di Taiwan , wilayah yang diklaim oleh China sebagai miliknya. Ketegangan antara Taiwan dan China bergejolak dalam beberapa pekan terakhir saat Beijing meningkatkan tekanan politik dan militer. "Kami memiliki sejumlah kerja sama dengan AS yang bertujuan mengasah kemampuan pertahanan kami," kata Tsai kepada CNN saat wawancara itu, yang disiarkan pada Kamis, seperti dilansir Antara mengutip Reuters, Kamis (28/10). Ketika ditanya mengenai jumlah pasukan AS yang dikerahkan di Taiwan, Tsai hanya menjawab "Tidak sebanyak yang dipikirkan orang-orang." Konfirmasi itu muncul saat China secara drastis meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, termasuk dengan berulang kali mengerahkan misi pesawat tempur China di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Selagi sejuml

Cerita Haru Seorang Wanita Tua Belanda Mencari Rumah Masa Kecil di Magelang Setelah 76 Tahun

Magelang -  Pada saat Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942, banyak warga Belanda ditawan. Mereka beserta keluarga harus meninggalkan rumah mereka untuk menjalani penawanan itu. Pada saat setelah pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, banyak warga Belanda yang kemudian memilih angkat kaki dan pulang ke negara asalnya. Hal itu pula yang harus dialami Yvone Sonja 10 Hoor-Heintz. Melansir dari kanal YouTube Bagus Priyana Magelang pada 6 April 2020, Yvone terlahir dari ayahnya yang merupakan keturunan Belanda dan ibunya yang merupakan orang Jawa. Pada tahun 1949, usia Yvone masih 14 tahun. Dia punya dua adik yang masing-masing berusia 11 dan 9 tahun. Namun pada tahun itu, Yvone mengikuti ayahnya kembali ke Belanda, meninggalkan kampung halamannya di Magelang beserta ibu dan kedua adiknya. Setelah sekian lama berpisah, pada tahun 1988 Yvone dapat bertemu kembali dengan adik-adiknya di Magelang. Setelah itu, ia sempat mengunjungi kota kelahirannya sebanyak 7 kali. Namun

Kisah Sejarah yang Panjang Perbudakan yang Ada di Batavia

Jakarta -  Bagaimana sistem perbudakan menjadi trend di kalangan para bangsawan, pebisnis dan kolonialis di masa lalu. SUDAH hampir dua tahun ini, Jalan Sultan Agung terlihat agak longgar. Kendaraan bermotor yang biasanya memenuhi ruas jalannya, berjumlah tidak begitu banyak. Padahal sebelum pandemi melanda, jalur yang memanjang di depan Pasar Rumput itu dikenal sebagai salah satu titik kemacetan Jakarta. Itu terjadi karena deretan para pedagang kaki lima yang tidak mengindahkan aturan dan angkutan umum yang berhenti sembarangan, sehingga arus lalu lintas sering tersumbat. "Terutama kalau di waktu pagi dan sore, wah macetnya enggak ketulungan dah," ujar Zaini, salah satu warga Jakarta yang tinggal di kawasan Manggarai. Di periode Hindia Belanda berkuasa, Jalan Sultan Agung masih bernama Jan Pieterzoon Coenstraat (Jalan Jan Pieterzoon Coen). Itu nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda terkemuka yang dalam sejarah, orang Betawi menjulukinya sebagai 'Tuan Mur Jangkung'. Me

Kisa Sejarah Bekas Pemukiman "Londo Ireng" Atau Kampung Afrika di Purworejo

Purworejo -  Pada masa kolonialisme, Pemerintah Belanda tak hanya merekrut orang-orang dari negerinya untuk menjadi tentara yang mengawal keamanan di negeri jajahan. Dalam tugas ini, mereka juga merekrut orang-orang dari luar negeri mereka, salah satunya dari Afrika. Mengingat warna kulitnya yang hitam, saat bertugas mengawal keamanan di Jawa mereka mendapat julukan " londo ireng ". Sebagai kelompok prajurit, bekas pemukiman londo ireng tersebar di berbagai kota. Di Purworejo, Jawa Tengah, ada sebuah daerah yang bernama Kampung Afrikan. Dulunya, Kampung Afrikan merupakan sebuah kompleks perumahan peninggalan age pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang diperuntukkan bagi tentara bayaran yang didatangkan dari Benua Afrika. Namun saat ini sudah tidak ada lagi keturunan Afrika yang tinggal di kampung tersebut. Lantas bagaimana sejarah kampung tersebut? Berikut selengkapnya: Sejarah Kampung Afrikan Dalam sebuah manuskrip yang ditemukan pada tahun 1986 milik seorang pensiunan te