Jejak Komunitas Arab di Kota Magelang

Magelang - Dalam sejarah, komunitas Arab di Nusantara banyak ditemukan di pesisir. Mereka datang ke Nusantara untuk berdagang sekaligus menyebarkan ajaran Islam.

Namun seiring waktu, mereka kemudian beranak-pinak dan mendiami kawasan pedalaman seperti wilayah Kasultanan Yogyakarta. Dari sanalah lahir Alwi Bin Ahmad Basy Syaiban atau diberi nama gelar M. Danukromo I yang merupakan Bupati Magelang pertama.

Selain membangun Kota Magelang dari awal seperti masjid, alun-alun, serta fasilitas lainnya.

Seiring berjalannya waktu, tahta bupati Magelang diwariskan secara turun-temurun hingga anak cucu. Tak hanya itu, dari Danukromo I inilah lahir sebuah trah bernama Danuningrat yang menjadi komunitas Arab yang tinggal menyebar di kawasan Kota Magelang.

Lantas bagaimana sejarah komunitas Arab itu? lalu bagaimana jejaknya kini? Berikut selengkapnya dikutip dari kanal YouTube Bagus Priyana Magelang:


Ikut Terlibat Perang Diponegoro


Saat terjadi Perang Diponegoro pada tahun 1825, Danukromo I terlibat perang besar melawan Pasukan Diponegoro. Dalam peristiwa itu, ia meninggal dunia pada 28 September 1825.

Untuk mengatasi kekosongan kekuasaan, pemerintah Belanda mengangkat putra Danuningrat I, Hamdani bin Alwi Basy Syaiban menjadi Bupati Magelang dengan gelar RAA Danuningrat II. Setelah 36 tahun memegang tahta, ia akhirnya melepas jabatannya.

Setelah itu, tahta dilanjutkan oleh Danuninrat III. Namun pada tahun 1878, ia word play here melepaskan jabatannya sebagai bupati. Lalu Belanda mengangkat putra Danuningrat III yaitu Sayid Achmad bin Said Basy Syaiban sebagai bupati dengan gelar Danukusumo.

Pada tahun 1908, Danukusumo melepas jabatannya dan digantikan oleh saudaranya, Muhammad bis Said Basy Syaiban dengan gelar RAA Tumenggung Danusugondo yang memerintah hingga tahun 1939. Inilah keturunan terakhir dari trah Danuningrat yang menjadi Bupati Magelang

Pembentukan Komunitas Arab di Magelang.

Dikutip dari kanal YouTube Bagus Priyana Magelang, Komunitas Arab di Magelang terbentuk dari menantu Danuningrat I bernama R. Husain bid Abd' allah bin Muhammad Al-Attas.

Dengan menjaga identitas Arab-nya, dia bersama keluarga membuat kampung di Samban.
Pada tahun 1893, seorang sejarawan bernama Mandal menyebutkan pada waktu itu orang Arab di Magelang berjumlah 300 orang. Jumlah itu sama dengan populasi orang Arab di Pasuruan, Probolinggo, Besuki, dan Pamekasan.

Dari sebuah arsip di tahun 1935, dulunya di Kampung Samban ada sebuah tempat bernama Danudirjan. Diduga nama itu ada hubungannya dengan sosok Danukromo atau trah Danuningrat. Seiring waktu, orang-orang Arab ini tinggal berpindah-pindah di wilayah Kota Magelang, mulai dari Kampung Kauman, Kampung Poncol, Kampung Badaan, dan Tuguran.

Dirikan Sebuah Madrasah


Ahmad Athoillah, sejarawan UGM, mengatakan bahwa seiring perkembangannya komunitas Arab di Magelang memiliki institusi pendidikan, salah satunya Madrasah Al-Iman. Institusi itu didirikan oleh Ustaz Saqqaf al Jufri dari Pekalongan pada tahun 1932.

"Waktu itu komunitas Eropa dan Cina di Magelang berkembang pesat, dan tentu mereka beragama Nasrani.

Salah satu yang mendorong Ustad Saqqaf adalah ingin membuat Islam lebih maju di Magelang," terang Ahmad dikutip dari kanal YouTube Bagus Priyana Magelang.

Tak hanya itu, komunitas Arab juga memiliki pemakaman khusus di daerah Payaman, Magelang yang dulunya merupakan tanah pemberian Pemerintah Belanda terhadap Danuningrat I dan juga Danusugondo atas jasa-jasanya selama menjadi Bupati Magelang.

Jejak Kampung Arab Kini


Nur Chakim Al Rosyad, warga Kampung Kauman, menceritakan kalau leluhurnya dulu berasal dari Arab. Semasa hidupnya, leluhurnya yang bernama Mohammad Zahids menjadi seorang penghulu di Kampung Kauman.

Hal ini pula yang diungkap oleh seorang warga Samban. Ia mengungkapkan jika nama tempat yang ia tinggali lebih dikenal dengan nama Kampung Sayid, bukan Kampung Arab.

Kini, bekas Kampung Arab itu hampir hilang tak bersisa. Yang tersisa tinggallah cerita-cerita masyarakat setempat bahwa dulu di daerahnya pernah bermukim orang-orang Arab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Haru Seorang Wanita Tua Belanda Mencari Rumah Masa Kecil di Magelang Setelah 76 Tahun

Karena Sering Kali Diejek, Seorang Pria di Jakarta Barat Tusuk Rekan Satu Tongkrongan

Beberapa Manfaat Daun Sungkai, Salah Satu Manfaatnya Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh