Kisah Sejarah Kerupuk Melarat, Cemilan Unik Khas Cirebon yang Sangat Berjasa Saat Depresi Ekonomi 1930

Cirebon - Kerupuk melarat menjadi salah satu oleh-oleh khas Cirebon yang sayang untuk dilewatkan. Teksturnya yang renyah dengan perpaduan rasa gurih dan sedikit manis membuat popularitasnya kian meningkat terutama saat liburan.

Makanan yang digoreng menggunakan pasir tersebut makin nikmat disantap dengan cocolan sambal dage (fermentasi tempe), oncom, maupun sambal kacang kering.

Konon makanan berbentuk lebar dengan beragam warna itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, di mana saat itu masyarakat wilayah pantura Jawa Barat menjadikannya sebagai alternatif panganan usai depresi ekonomi melanda dunia di tahun 1930.

Melansir dari berbagai sumber, berikut informasi selengkapnya.

Digoreng Menggunakan Pasir Pegunungan


Kerenyahan kerupuk melarat ternyata berasal dari proses penggorengannya yang menggunakan pasir khusus bersuhu panas. Pasir yang digunakan ini biasanya diambil dari daerah pegunungan karena memiliki tekstur yang halus.

Selain itu, pasir yang digunakan juga sudah melalui proses penyaringan dan pencucian berkali-kali yang kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Sesudah diangkat, pasir akan mengering bersih hingga siap untuk digunakan untuk menggoreng kerupuk.

"Masyarakat pun menggoreng kerupuk dengan menggunakan pasir sebagai pengganti minyak dan hasilnya malah enak. Kerupuk melarat itu hasil kreativitas masyarakat Pantura Cirebon," kata almarhum Budayawan Cirebon Nurdin M Noer.

Alternatif Makanan Saat Depresi Ekonomi Dunia


Sebagai makanan khas, kerupuk melarat ternyata menyimpan kisah yang tak banyak diketahui masyarakat. Makanan tersebut menjadi andalan warga di tahun 1930.

Seperti ditulis Soegijanto Padmo dalam jurnal.ugm.ac.id berjudul "Depresi 1930an dan Dampaknya Terhadap Hindia Belanda", saat itu bursa saham di New York sedang terpuruk pada 29 Oktober 1929-1930.

Hal itu kemudian juga berdampak bagi negara-negara jajahan termasuk Indonesia, hingga perputaran ekonomi lokal melemah akibat negara-negara pelanggan hasil bumi memutus kerja sama hingga membuat utang luar negeri menumpuk.

Keadaan sulit tersebut kemudian membuat masyarakat di Cirebon mencari solusi untuk mendapatkan makanan. Kerupuk melarat word play here menjadi salah satu alternatifnya karena bisa diperoleh dengan harga murah.

Asal Usul Nama "Melarat".

Penamaan "Melarat" sendiri selama ini berkaitan dengan kemiskinan. Dikatakan demikian karena kerupuk tersebut dahulu kerap dikonsumsi oleh orang-orang dengan ekonomi bawah dan tak mampu membeli kerupuk udang yang digoreng menggunakan minyak.

Saat ini kerupuk melarat sudah naik kelas, hingga banyak digemari oleh seluruh lapisan masyarakat di banyak momen, khususnya sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke Cirebon.

Selain terkenal enak, kerupuk melarat juga rendah kolesterol karena tidak mengandung minyak sehingga dianggap lebih sehat dan bisa dikonsumsi oleh siapa pun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Haru Seorang Wanita Tua Belanda Mencari Rumah Masa Kecil di Magelang Setelah 76 Tahun

Karena Sering Kali Diejek, Seorang Pria di Jakarta Barat Tusuk Rekan Satu Tongkrongan

Beberapa Manfaat Daun Sungkai, Salah Satu Manfaatnya Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh